Pemanis Buatan, Aman atau Tidak?

Chef Online - Menurut Susan Swithers, PhD dari Purdue University, pemanis buatan dapat menggemukkan badan. Meski manis di lidah, nyaris tidak ada kalori yang masuk. Akibatnya, sinyal otak berkata, "Lanjutkan saja". Meski begitu, pemanis buatan tetap banyak digunakan. Apa saja jenis pemanis buatan di pasaran?

Stevia
Rasanya: 250-300 kali lebih manis
Banyak terdapat di minuman manis dalam kemasan. Karena diekstrak dari daun Stevia, produk ini dianggap natural. FDA mengizinkan produk ini dijual bebas. Tapi, masih ada yang meragukannya hingga sekarang.

Sukralosa
Rasanya: 600 kali lebih manis
Banyak terdapat di makanan dan minuman kemasan. Manisnya tetap bertahan meski dipanaskan. Negatifnya, tak bisa dicerna tubuh. Lebih dari 100 studi menyebut produk ini aman.

Aspartam
Rasanya: 200 kali lebih manis
Banyak terdapat di produk makanan atau minuman kemasan. Diduga berbahaya untuk penderita genetic disorder phenylketonuria (gangguan metabolisme turunan). Sekitar 200 studi menyatakan keamanannya. Tapi, ada ahli yang mengatakan pemakaian dalam jumlah besar dan dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker.

Sakarin
Rasanya: 200-700 kali lebih manis
Banyak terdapat di berbagai makanan kemasan, soft drink, permen karet. Produk ini sudah lama beredar di pasaran. Rasanya bisa berubah agak pahit usai dipanaskan. Pemanis ini sempat dicurigai dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, sekitar 30 penelitian ilmiah menyatakan sakarin cukup aman untuk dikonsumsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk comment tapi jangan SPAM ya..