Trust Sebagai Fondasi Kepemimpinan


Chef Online - Di balik kesuksesan organisasi, terdapat peran penting seorang pemimpin. Pemimpin harus memperoleh trust atau kepercayaan dari orang-orang yang dipimpinnya, dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Apa saja yang membentuk suatu trust dalam organisasi??

Menurut Stephen Robbins dalam bukunya Organizational Behavior, ada lima dimensi yang membentuk sebuah trust, antara lain:

• Integritas
Integritas mengacu pada kejujuran. Dari dimensi lainnya, integritas adalah yang paling penting dalam menentukan apakah seseorang dapat dipercaya atau tidak. Integritas seorang pemimpin ditentukan oleh bagaimana perilakunya dalam organisasi. Jika pemimpin mencontohkan perilaku yang tidak etis, bagaimana orang yang dipimpinnya bisa mempercayainya?

• Kompetensi
Kompetensi mengacu pada pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki individu. Seorang pemimpin haruslah memiliki kompetensi dalam bidang yang dipimpinnya. Tanpa adanya kompetensi, maka pemimpin tentu tidak akan bisa mencapai tujuan yang ingin dicapai karena ia sendiri tidak paham apa yang harus dilakukan.

• Konsistensi
Konsistensi mengacu pada kesesuaian antara kata dan tindakan dalam menangani suatu situasi. Konsistensi juga berarti pemimpin tersebut bisa diandalkan dalam menangani masalah. Pemimpin juga harus konsisten dalam menetapkan standar, jadi tidak boleh ada standar ganda, misalnya pemimpin melarang tindakan A, namun tindakan A ini dibolehkan untuk dirinya dan orang-orang terdekatnya.

• Loyalitas
Loyalitas berarti seseorang berani untuk membela demi orang lain.

• Keterbukaan
Keterbukaan berarti tidak ada hal yang ditutup-tutupi alias apa adanya.

Dalam sebuah organisasi, ada tiga jenis trust antara lain:

• Deterrence-Based Trust

Trust ini berdasarkan pada suatu ketakutan. Ini adalah suatu bentuk trust yang paling lemah. Individu yang terlibat dalam hubungan ini menaruh trust karena mereka takut akan konsekuensi yang dihasilkan dari tidak mematuhi aturan.

Umumnya, hubungan yang baru memunculkan trust seperti ini. Misalnya antara karyawan baru dengan atasannya. Pasti seorang individu akan mempercayai atasannya walaupun ia belum mempunyai pengalaman khusus yang membuatnya patut dipercaya.

• Knowledge-Based Trust

Trust inilah yang umumnya dijumpai di banyak organisasi. Trust ini berdasarkan pengetahuan dan sejarah yang telah terjadi dalam interaksi sehari-hari. Trust ini timbul ketika seseorang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai orang lain sehingga dapat memprediksikan tindakan mereka secara akurat.

Pada tingkat ini, perilaku yang inkonsisten tidak dapat menghancurkan kepercayaan. Jika ada penjelasan yang baik tentang inkonsistensi tersebut, maka bisa dimaafkan dan hubungan akan kembali seperti semula.

• Identification-Based Trust

Trust tingkat tertinggi ini timbul ketika sudah ada ikatan emosional antar pihak. Trust timbul karena setiap pihak saling memahami dan menghargai keinginan pihak lain. Trust ini tidak memerlukan kontrol lagi terhadap pihak lain karena sudah ada loyalitas yang tidak perlu dipertanyakan antar keduanya.

Contoh terbaik adalah pada hubungan suami-istri yang sudah lama menikah dan bahagia. Masing-masing saling memahami keinginan pasangannya tanpa harus bertanya. Namun contoh lain juga ada pada organisasi dimana orang-orang di dalamnya telah bekerja untuk waktu yang lama. Mereka telah memiliki pengalaman yang banyak dan saling mengenal luar dalam.

Idealnya, setiap tim dan organisasi selalu berusaha untuk mencapai trust di tingkat identification-based trust. Namun, karena trust sendiri adalah suatu proses, maka seiring dengan pengalaman yang dialami bersama, jika awalnya trust rendah maka bisa semakin meningkat jika lima dimensi diatas terdapat pada hubungan tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk comment tapi jangan SPAM ya..