(Managementfile - Leadership) - Keputusan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Hanya saja, tidak semua pemimpin dapat mengambil keputusan dengan baik. Setidaknya terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang umum pada diri pemimpin, terkait dengan pengambilan keputusan.
Masalah Tidak Teridentifikasi dengan Baik
Pertama, pemimpin tidak menyadari adanya masalah, ataupun tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan sempurna. Hal ini mungkin terjadi karena pemimpin kurang berpengalaman, terlalu sibuk, atau kurang bersentuhan langsung dengan pekerjaan yang sehari-hari dilaksanakan oleh anak buah. Yang termasuk dalam kategori ini juga yakni ketidakpedulian terhadap masalah yang mungkin dihadapi oleh bagian lain, namun berpotensi mengakibatkan masalah merembet ke lainnya. Sehingga ini mengakibatkan masalah menjadi semakin besar.
Akibat dari tidak teridentifikasinya masalah dengan baik adalah tidak terpecahkannya masalah utama, keputusan kurang tepat, sehingga kemungkinan butuh solusi keputusan yang baru lagi.
Pertimbangan Alternatif Keputusan yang Kurang Baik
Seorang pemimpin harus dapat memikirkan seluruh alternatif-alternatif keputusan yang memungkinkan dapat memecahkan masalah, terutama alternatif keputusan yang out of the box, atau berupa terobosan baru. Selain alternatif keputusan yang bervariasi, pemimpin perlu juga mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari keputusan-keputusan tersebut.
Jika pertimbangan tidak dilakukan secara menyeluruh, keputusan tidak akan dapat memecahkan masalah secara efektif, dan malah berpotensi memicu masalah baru. Biasanya, ini terjadi karena informasi yang asimetris, ataupun karena dikejar oleh waktu.
Kurangnya Pertimbangan Risiko
Pengambilan keputusan tidak bisa hanya melihat pada manfaat saja, melainkan juga risikonya. Kegagalan melihat risiko dari suatu keputusan, menjadikan keputusan tersebut tidak efektif, dan hasilnya tidak akan maksimal. Pemimpin harus berupaya untuk mengambil keputusan yang paling efisien, yakni memberi hasil maksimum sementara risiko terendah.
Contoh misalnya, seorang loan officer yang banyak meloloskan aplikasi pengajuan kredit bagi orang, tentu kinerjanya cemerlang di depan atasannya. Namun, ia sebenarnya mengabaikan risiko yang ada pada orang-orang tersebut, sehingga mengakibatkan kredit macet di kemudian hari.
Keputusan Terlambat Diambil
Dalam mengambil keputusan bisnis, terdapat tuntutan yang tinggi untuk mengambil keputusan dengan cepat. Hanya saja, dalam rangka mengumpulkan informasi, kemudian mempertimbangkan alternatif keputusan, dalam prosesnya memakan banyak waktu. Sehingga, ini seringkali mengakibatkan keputusan yang diambil sudah terlambat.
Contoh misalnya, dalam kondisi krisis, ritel A membuat pesta diskon besar-besaran bagi pelanggannya. Seminggu kemudian, ritel B pesaingnya juga mengadakan pesta diskon, mengikuti jejak ritel A. Namun, sayangnya keputusan yang diambil sudah terlambat, karena sebagian besar pelanggan sudah memperoleh apa yang mereka inginkan di ritel A seminggu sebelumnya. Keputusan yang diambil ritel B sudah terlambat.
Tiadanya Evaluasi Keputusan
Setiap implementasi keputusan harus dievaluasi, untuk memastikan bahwa keputusan berjalan sesuai rencana dan memberikan hasil yang diinginkan. Biasanya, keputusan sudah baik namun implementasi belum sempurna. Sementara, pemimpin seringkali salah karena membiarkan keputusan berjalan tidak terkontrol karena kemudian mereka lupa ketika sudah mengurus hal lainnya.
Rencana boleh bagus, namun implementasi tetap yang paling penting. Itulah mengapa evaluasi dari implementasi keputusan menjadi hal yang perlu dilakukan oleh tiap pemimpin. Evaluasi, kemudian koreksi, supaya keputusan tetap berjalan dengan efektif.
Masalah Tidak Teridentifikasi dengan Baik
Pertama, pemimpin tidak menyadari adanya masalah, ataupun tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan sempurna. Hal ini mungkin terjadi karena pemimpin kurang berpengalaman, terlalu sibuk, atau kurang bersentuhan langsung dengan pekerjaan yang sehari-hari dilaksanakan oleh anak buah. Yang termasuk dalam kategori ini juga yakni ketidakpedulian terhadap masalah yang mungkin dihadapi oleh bagian lain, namun berpotensi mengakibatkan masalah merembet ke lainnya. Sehingga ini mengakibatkan masalah menjadi semakin besar.
Akibat dari tidak teridentifikasinya masalah dengan baik adalah tidak terpecahkannya masalah utama, keputusan kurang tepat, sehingga kemungkinan butuh solusi keputusan yang baru lagi.
Pertimbangan Alternatif Keputusan yang Kurang Baik
Seorang pemimpin harus dapat memikirkan seluruh alternatif-alternatif keputusan yang memungkinkan dapat memecahkan masalah, terutama alternatif keputusan yang out of the box, atau berupa terobosan baru. Selain alternatif keputusan yang bervariasi, pemimpin perlu juga mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari keputusan-keputusan tersebut.
Jika pertimbangan tidak dilakukan secara menyeluruh, keputusan tidak akan dapat memecahkan masalah secara efektif, dan malah berpotensi memicu masalah baru. Biasanya, ini terjadi karena informasi yang asimetris, ataupun karena dikejar oleh waktu.
Kurangnya Pertimbangan Risiko
Pengambilan keputusan tidak bisa hanya melihat pada manfaat saja, melainkan juga risikonya. Kegagalan melihat risiko dari suatu keputusan, menjadikan keputusan tersebut tidak efektif, dan hasilnya tidak akan maksimal. Pemimpin harus berupaya untuk mengambil keputusan yang paling efisien, yakni memberi hasil maksimum sementara risiko terendah.
Contoh misalnya, seorang loan officer yang banyak meloloskan aplikasi pengajuan kredit bagi orang, tentu kinerjanya cemerlang di depan atasannya. Namun, ia sebenarnya mengabaikan risiko yang ada pada orang-orang tersebut, sehingga mengakibatkan kredit macet di kemudian hari.
Keputusan Terlambat Diambil
Dalam mengambil keputusan bisnis, terdapat tuntutan yang tinggi untuk mengambil keputusan dengan cepat. Hanya saja, dalam rangka mengumpulkan informasi, kemudian mempertimbangkan alternatif keputusan, dalam prosesnya memakan banyak waktu. Sehingga, ini seringkali mengakibatkan keputusan yang diambil sudah terlambat.
Contoh misalnya, dalam kondisi krisis, ritel A membuat pesta diskon besar-besaran bagi pelanggannya. Seminggu kemudian, ritel B pesaingnya juga mengadakan pesta diskon, mengikuti jejak ritel A. Namun, sayangnya keputusan yang diambil sudah terlambat, karena sebagian besar pelanggan sudah memperoleh apa yang mereka inginkan di ritel A seminggu sebelumnya. Keputusan yang diambil ritel B sudah terlambat.
Tiadanya Evaluasi Keputusan
Setiap implementasi keputusan harus dievaluasi, untuk memastikan bahwa keputusan berjalan sesuai rencana dan memberikan hasil yang diinginkan. Biasanya, keputusan sudah baik namun implementasi belum sempurna. Sementara, pemimpin seringkali salah karena membiarkan keputusan berjalan tidak terkontrol karena kemudian mereka lupa ketika sudah mengurus hal lainnya.
Rencana boleh bagus, namun implementasi tetap yang paling penting. Itulah mengapa evaluasi dari implementasi keputusan menjadi hal yang perlu dilakukan oleh tiap pemimpin. Evaluasi, kemudian koreksi, supaya keputusan tetap berjalan dengan efektif.
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk comment tapi jangan SPAM ya..