Soal hal itu..saya punya cerita tersendiri mengenai hal tersebut..
Memang sih kalau soal menghargai dan berpikir positif..hal tersebut sama sekali bukan perkara yang mudah kalau hal tersebut tidak dimulai dari diri sendiri..
Nah, untuk hal tersebut..saya sendiri pernah mengalami kejadian seperti itu..
Dimana begitu sulitnya untuk berpikir positif ditengah keadaan yang tidak mendukung..
Hmmm..ceritanya partner kerjaku ini doyannya bikin emosi terus-terusan..
Sampai saya berpikir bahwa mungkin itu kali ya cara dia berkomunikasi dengan orang lain..
Pertama harus bikin lawan bicaranya emosi dulu..baru deh setelah itu terbentuk komunikasi yang baik..
Bahkan..karena seringnya saya merasa emosi..kayaknya ketemu dia saja belum apa-apa sudah emosi..
Nah, tanpa saya sadari..sesungguhnya saya telah membentuk suatu pola pemikiran yang negatif di dalam benak saya..
Mungkin saya bisa mengelak dengan mengatakan..yah, kelakuannya saja bikin orang emosi, wajar dong saya emosi..atau ya mungkin memang cara berbicara dengan dia sudah pasti saya emosi dulu baru setelah itu bisa cocok..atau yang lebih ekstrimnya, saya dan dia akan menemukan kecocokan dengan cara bertengkar..barulah terdapat titik temu kecocokannya..
Tapi sesungguhnya saya tidak boleh berpikir negatif dengan mengatakan bahwa memang hanya dengan cara emosi atau kasar dahulu jalan satu-satunya untuk berkomunikasi dengan baik..
Dengan saya membentuk pola pikir yang seperti itu..maka sesungguhnya saya telah membangun suatu hal negatif di pikiran saya secara terus-menerus dan hal tersebut tidak akan memberikan perubahan yang berarti..
Yang akan ada..biasanya hanyalah perasaan emosi yang instan dan membuat kita menjadi lelah karena tubuh kita bawaannya ingin marah terus ketika kita melihat orang tersebut..
Padahal..bisa jadi pembicaraan yang akan dilakukan belum tentu pasti akan dimulai dengan kemarahan seperti yang selalu kita bayangkan..
Dari cerita diatas, kita mengetahui pentingnya pemikiran positif di dalam hidup..
Ketika kita bertanya..bagaimana kita bisa berpikir positif dengan keadaan yang tidak mendukung seperti itu?
Jawabannya adalah dimulai dengan diri kita yang mau ikhlas untuk memberi tanpa mengharapkan balasan..
Ketika kita mau untuk ikhlas memberikan yang terbaik tanpa memperhitungkan timbal baliknya..kita akan selalu membangun pemikiran positif di dalam hidup kita..
Kembali ke cerita saya..
Jika prinsip memberi tanpa mengharapkan balasan saya terapkan..maka saya pun tidak menjadi marah-marah dan saya menjadi sanggup untuk mengurangi emosi dalam diri saya ketika berbicara dengan rekan saya..
Saya mencoba untuk berpikir positif tanpa bersiap untuk marah ketika berbicara dengannya..
Dan tentu saja..saya belajar untuk menghargai dia tanpa mengharapkan lebih bahwa ia harus menghargai saya juga..
Sebenarnya jika kita mau membangun pemikiran positif..
Sedikit demi sedikit kita telah melatih diri kita menjadi pribadi yang tidak manja dan egois..
Karena sesungguhnya..tanpa disadari, orang yang berpikir negatif dan selalu ingin dihargai secara terus-menerus adalah orang yang manja dan memiliki tingkat keegoisan yang tinggi..
Tetapi, dengan kita berpikir positif, kita membangun diri kita menjadi pribadi yang lebih tangguh dan dewasa karena kita belajar untuk menghargai orang lain dan tidak meninggikan ego kita..
Membangun pemikiran positif dimulai dari diri sendiri..
Dan pemikiran positif..
Hanya bisa dimulai ketika kita mau untuk ikhlas untuk memberikan yang terbaik tanpa mengharapkan balasan yang setimpal..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk comment tapi jangan SPAM ya..