Berikut adalah pola makan yang benar ketika sedang menjalankan puasa :
Sahur secukupnya
Ketika sahur, bersantaplah dalam jumlah yang tidak berlebihan. Pasalnya, makan terlalu banyak bisa membuat kadar gula darah melonjak serta merangsang produksi hormon insulin secara berlebihan. Padahal, hormon insulin berguna mengangkut gula darah ke seluruh tubuh untuk mengubahnya menjadi glikogen atau lemak. Karenanya, ketika Anda makan terlalu banyak, jumlah glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebih. Lemak yang berlebihan ini sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya, Anda akan meraa lesu sepanjang hari.
Jangan kalap kala berbuka
Setelah berpuasa seharian, tubuh Anda memerlukan "pemanasan" terlebih dahulu sebelum diajak mencerna makanan dalam jumlah banyak. Jika tidak, lambung Anda bisa kaget dan kewalahan dalam mencerna makanan. Dr. Tarek Ali Rushdi, staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo, menganjurkan berbuka dengan 2 potong kurma kering dan setengah cangkir susu saja. Kandungan gizi yang tinggi di dalamnya baik untuk memulihkan stamina. Setelah salat, baru Anda dapat makan nasi dalam porsi sedang
Banyak minum air putih
Sama penting dengan konsumsi makanan sebagai sumber energi, menurut Dr. Rushdi, asupan cairan dalam jumlah cukup amat Anda perlukan selama bulan puasa. Kurang cairan bisa membuat Anda dehidrasi dan menghambat peredaran darah ke seluruh tubuh. Padahal, kelancaran sirkulasi darah penting untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Sakit kepala, lemas, dan kurang mampu berkonsentrasi adalah beberapa tanda Anda kekurangan asupan cairan.
Simpan cadangan air
Selama berpuasa, usahakan agar cairan yang Anda minum dapat disimpan dengan baik oleh tubuh. Salah satu caranya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial GLA (gamma linoleic acid), yang dapat menambah kekenyalan dinding sel sehingga air tidak lekas "bocor". Jenis makanan yang mengandung GLA adalah sayuran hijau berbiji seperti buncis, kacang panjang, kacang polong, dan oyong.
Sayur dan buah tidak boleh alpa
Cara lain untuk menyimpan cadangan air di dalam tubuh adalah dengan cara menyantap sayur dan buah dalam porsi cukup. Menurut Dr. Rushdi, kandungan serat di dalam sayur dan buah juga baik untuk mengatasi masalah sembelit akibat kurang cairan agar tidak cepat lelah kala berkegiatan. Anda juga memerlukan asupan vitamin dan mineral yang banyak terdapat di dalam jenis makanan ini.
Hindari didangan berbumbu tajam
Bau mulut atau halitosis adalah masalah yang banyak muncul di bulan puasa. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda membatasi konsumsi hidangan yang terlalu spicy dan mengandung banyak bawang putih, terutama di saat sahur. Hidangan yang terlalu spicy juga perlu dihindari lantaran bisa merangsang perut dan memicu timbulnya diare.
Jangan langsung tidur setelah makan
Makan terlalu banyak saat sahur dan berbuka memang memicu timbulnya rasa kantuk. Meski demikian, jika ingin tidur, sebaiknya Anda memberi jeda antara 1/2 hingga 2 jam setelah makan. Jika tidak, makanan yang sedang berada dalam proses pengolahan di dalam lambung bisa berbalik ke arah atas dan Anda muntahkan kembali. Dalam kasus tertentu, aliran balik ini berisiko membuat potongan makanan "tersesat" ke dalam jalur pernapasan.
Sakit maag? Makanlah lebih sering!
Banyak dokter menganjurkan penderita sakit maag untuk tetap menjalani puasa. Pasalnya, ketika berpuasa, saluran cerna Anda bisa beristirahat dan punya waktu untuk memperbaiki kerusakan yang diderita. Namun, Anda tetap wajib menjaga asupan makanan agar selalu teratur. Jangan pernah melewatkan waktu sahur dan berbuka. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering, dan hindari jenis makanan yang terlalu pedas, asam, serta banyak mengandung gas.
Sahur secukupnya
Ketika sahur, bersantaplah dalam jumlah yang tidak berlebihan. Pasalnya, makan terlalu banyak bisa membuat kadar gula darah melonjak serta merangsang produksi hormon insulin secara berlebihan. Padahal, hormon insulin berguna mengangkut gula darah ke seluruh tubuh untuk mengubahnya menjadi glikogen atau lemak. Karenanya, ketika Anda makan terlalu banyak, jumlah glikogen dan lemak yang dihasilkan juga berlebih. Lemak yang berlebihan ini sukar diuraikan menjadi gula darah kembali. Akibatnya, Anda akan meraa lesu sepanjang hari.
Jangan kalap kala berbuka
Setelah berpuasa seharian, tubuh Anda memerlukan "pemanasan" terlebih dahulu sebelum diajak mencerna makanan dalam jumlah banyak. Jika tidak, lambung Anda bisa kaget dan kewalahan dalam mencerna makanan. Dr. Tarek Ali Rushdi, staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo, menganjurkan berbuka dengan 2 potong kurma kering dan setengah cangkir susu saja. Kandungan gizi yang tinggi di dalamnya baik untuk memulihkan stamina. Setelah salat, baru Anda dapat makan nasi dalam porsi sedang
Banyak minum air putih
Sama penting dengan konsumsi makanan sebagai sumber energi, menurut Dr. Rushdi, asupan cairan dalam jumlah cukup amat Anda perlukan selama bulan puasa. Kurang cairan bisa membuat Anda dehidrasi dan menghambat peredaran darah ke seluruh tubuh. Padahal, kelancaran sirkulasi darah penting untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Sakit kepala, lemas, dan kurang mampu berkonsentrasi adalah beberapa tanda Anda kekurangan asupan cairan.
Simpan cadangan air
Selama berpuasa, usahakan agar cairan yang Anda minum dapat disimpan dengan baik oleh tubuh. Salah satu caranya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak esensial GLA (gamma linoleic acid), yang dapat menambah kekenyalan dinding sel sehingga air tidak lekas "bocor". Jenis makanan yang mengandung GLA adalah sayuran hijau berbiji seperti buncis, kacang panjang, kacang polong, dan oyong.
Sayur dan buah tidak boleh alpa
Cara lain untuk menyimpan cadangan air di dalam tubuh adalah dengan cara menyantap sayur dan buah dalam porsi cukup. Menurut Dr. Rushdi, kandungan serat di dalam sayur dan buah juga baik untuk mengatasi masalah sembelit akibat kurang cairan agar tidak cepat lelah kala berkegiatan. Anda juga memerlukan asupan vitamin dan mineral yang banyak terdapat di dalam jenis makanan ini.
Hindari didangan berbumbu tajam
Bau mulut atau halitosis adalah masalah yang banyak muncul di bulan puasa. Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda membatasi konsumsi hidangan yang terlalu spicy dan mengandung banyak bawang putih, terutama di saat sahur. Hidangan yang terlalu spicy juga perlu dihindari lantaran bisa merangsang perut dan memicu timbulnya diare.
Jangan langsung tidur setelah makan
Makan terlalu banyak saat sahur dan berbuka memang memicu timbulnya rasa kantuk. Meski demikian, jika ingin tidur, sebaiknya Anda memberi jeda antara 1/2 hingga 2 jam setelah makan. Jika tidak, makanan yang sedang berada dalam proses pengolahan di dalam lambung bisa berbalik ke arah atas dan Anda muntahkan kembali. Dalam kasus tertentu, aliran balik ini berisiko membuat potongan makanan "tersesat" ke dalam jalur pernapasan.
Sakit maag? Makanlah lebih sering!
Banyak dokter menganjurkan penderita sakit maag untuk tetap menjalani puasa. Pasalnya, ketika berpuasa, saluran cerna Anda bisa beristirahat dan punya waktu untuk memperbaiki kerusakan yang diderita. Namun, Anda tetap wajib menjaga asupan makanan agar selalu teratur. Jangan pernah melewatkan waktu sahur dan berbuka. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering, dan hindari jenis makanan yang terlalu pedas, asam, serta banyak mengandung gas.
0 komentar:
Posting Komentar
Yuk comment tapi jangan SPAM ya..